Rabu, 31 Oktober 2018

PERAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA


MAKALAH
PERAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN DI INDONESIA


BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah cukup untuk mendorong pakar pendidikan melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional.
“Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing” (Roesminingsih, 2006).
Pendidikan sangat berperan dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara. Sumanto (2008: 134) menjelaskan bahwa “sumber daya manusia yang dilengkapi dengan ketrampilan serta kemampuan untuk berusaha sendiri merupakan modal utama bagi teciptanya pembangunan”. Oleh karena itu, pendidikan bisa dijadikan sebagai investasi untuk mendapatkan modal bagi pembangunan tersebut.
Makalah ini membahas tentang kondisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini, dan apa peranannya dalam pembangunan di Indonesia khususnya di bidang perokonomian, serta upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia dalam era pembangunan seperti sekarang ini.


B.     Rumusan Masalah

Banyak persoalan yang perlu dibahas mengenai “Peran Pendidikan dalam Pembangunan di Indonesia”. Namun untuk membatasi ruang lingkup dalam pembahasan masalah, maka penulis hanya akan membahas masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana peran pendidikan dalam pembangunan di Indonesia ?
2.      Bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia ?
3.      Bagaimana upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia ?

C.     Tujuan

Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.

D.     Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis mempergunakan metode kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan penulisan makalah ini.
2.      Internet
Pada metode ini penulis, juga mencari materi yang berhubungan dengan penulisan ini di internet.




E.     Sistematika Penulisan

Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil makalah dimulai dengan pandahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Kedua, penulis akan memaparkan data yang diperoleh dan membahasnya satu persatu terutama yang berkaitan dengan “Peran Pendidikan dalam Pembangunan di Indonesia”. Ketiga, penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini penulis menyimpulkan uraian sebelumnya, dan memberikan saran.
 



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Peranan Pendidikan dalam Pembangunan di Indonesia

A.1. Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi

Pendidikan adalah hal pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan bermartabat.Pendidikan termasuk hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada makna inti pembangunan.Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara berkembang untuk menyerap tekhnologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan. Pendidikan memberi kontribusi secara sigfikan terhadap pembangunan ekonomi telah menjadi kebenaran yang bersifat aksiomatik. Berbagai kajian akademis dan penelitian empiris telah membuktikan keabsahannya.Pendidikan bukan hanya menetaskan sumber daya manusia yang berkualitas,memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi,tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja bermanfaat bagi individu saja,tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum.Pencapaian pendidikan pada semua level dan kalangan niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan meningkatnya angka ketergantungan yang menjadi beban sosial politik  bagi pemerintah.
Setidaknya ada tiga paradigma yang menegaskan bahwa pembangunan merujuk knowledge based economy tampak semakin dominan yaitu :
1.      Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu     pengetahuan dan teknologi.
2.      Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid.
3.      Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang.

A.2. Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Perubahan SDM

1.      Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah usaha yang secara sengaja yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi  manusia yang berbudi  luhur dan berpengetahuan luas serta bermoral tinggi. Tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia  yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi,integritas dan berkomitmen tinggi. Tujuan pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang baik yaitu manusia yang dapat mempengaruhi dan memajukan lingkungan dimana ia berada.

2.      Segi Lingkungan Pendidikan
a.       Lingkungan Keluarga
Didalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral.
b.      Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari kalangan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c.       Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan non formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur formal.

3.      Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (SM) dan Pendidikan Tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara berkesinambungan. Pendidikan dasar merupakan basic education yang memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, dan pendidikan menengah berkualitas jika pendidikan dasar berkualitas.
Dengan demikian basic education pada pendidikan dasar juga diartikan bahwa pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada warga negara yang tidak sempat melanjutkan pendidikan untuk dapat melibatkan diri ke dalam gerak pembangunan.

4.       Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan orang-orang dimaksud hanya bersedia jika pendidikan berbuat untuk itu.


B.   Kondisi Pendidikan di Indonesia
Institusi yang seharusnya mendidik para calon-calon pemimpin bangsa justru tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah dan masih terjadi ketimpangan-ketimpangan. Ribuan gedung sekolah dasar tidak layak huni dan bahkan roboh. Yang menyedihkan, di Ibukota Jakarta, kota yang menjadi pusat perekonomian nasional dan ditengah-tengah ratusan gedung pencakar langit masih banyak gedung sekolah yang tidak layak huni bahkan roboh. Dalam hal kualitas, Shiddiq (2009) menjelaskan:
Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai pengikut bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. 
Makna dari data-data di atas adalah, jelas ada masalah dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam dua masalah yaitu :  Pertama, masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaran sistem pendidikan.  Kedua, masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan sebagainya.
Ketimpangan pengembangan SDM Indonesia juga dapat terlihat dengan tingkat kualitas pendidikan yang berbeda cukup besar antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan juga antara kota dengan desa yang mana pembangunan pendidikan dari yang paling dasar sampai dengan tingkat atas sangat terasa. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya fasilitas pendidikan maupun guru yang mengajar di desa yang mengakibatkan tingginya angka buta huruf dan kadar penggunaan bahasa Indonesia yang masih rendah di pedesaan maupun daerah pelosok. Dengan demikian maka akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas hidup dan SDM-nya jika kondisi ketimpangan ini tidak diperhatikan dan diperbaiki.
Disamping itu juga, efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. “Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebab rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan” (Priraharjo, 2007). Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika tujuannya saja belum diketahui.
Kemudian masalah mahalnya biaya pendidikan. Banyak sekali generasi muda Indonesia yang tidak bersekolah karena keterbatasan biaya, bahkan diantara mereka ada yang berprestasi, namun tidak mampu melanjutkan prestasinya karena alasan tersebut.
Terlepas dari masalah-masalah di atas, sebenarnya Indonesia mempunyai SDM dengan potensi yang besar, tinggal bagaimana caranya untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sudah banyak anak-anak bangsa yang berkarya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baik di dalam maupun di luar negeri.  


C.   Upaya Pemerintah Dalam Memperbaiki Kualitas Pendidikan
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia membuat berbagai pihak terutama pemerintah berusaha keras untuk memperbaikinya dan memang itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah meskipun masalah pendidikan sebenarnya bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah tetapi juga rakyat Indonesia sendiri.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan dalam dunia pendidikan, pemerintah pun mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan maju. Misalnya, dengan memberikan bantuan-bantuan dalam pos pendidikan untuk meringankan biaya sekolah. Dalam hal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 20% dari APBN untuk bidang pendidikan (Fenroll news, 2010), namun hasilnya belum sebanding dengan apa yang telah dikeluarkan, dan juga mengganti kurikulum pendidikan dengan maksud terciptanya proses transformasi ilmu yang lebih efektif, namun kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang dimaksudkan. Tak hanya itu saja, kualitas guru pun ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru dalam menyampaikan mata pelajaran kepada para peserta didik.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun hasil yang diharapkan belum juga sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahan dari pemerintah, seluruh rakyat juga seharusnya merasa bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga terwujudlah tujuan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
       Pendidikan  yang  merupakan suatu  proses  pemberdayaan untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat lokal, kepada masyarakat bangsanya, dan kemudian kepada masyarakat global. Sayangnya pendidikan di negara kita yangmutu pendidikan di Indonesia yang akan semakin parah apabila tidak segera di benahi.
       Dalam era pembangunan seperti sekarang, pendidikan jelaslah mempunyai peranan yang sangat penting. Disamping sebagai alat untuk memperoleh SDM yang berkualitas secara lahir yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan juga bisa melahirkan SDM yang berkualitas secara batin yaitu dalam hal pengamalan nilai-nilai dan norma-norma, sehingga kemajuan yang nantinya dicapai tidak meninggalkan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di Indonesia meskipun pembangunan itu berkembang seiring berkembangnya arus globalisasi.

B.  Saran

Sebaiknya pendidikan di Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus dari negara agar pembangunan di Indonesia semakin meningkat dan akan terus bertambah pesat seiring dengan perkembangan arus globalisasi, namun tidak melenceng jauh dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Disamping itu, tingkat  perhatian dari masyarakat juga diperlukan guna mencapai kehidupan bangsa dan negara yang cerdas serta martabat di hadapan negara-negara lain di dunia.


DAFTAR PUSTAKA

Moedjiono. 1986. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Stephen C.Smith dan Michael P.Todaro. 1987. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Sumanto, Agus. 2008. Dasar-dasar Ekonomi Pembangunan: Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Malang: NN Press.
Shiddiq, Muhammad. 2009. Pendidikan di Indonesia: Masalah dan Solusinya. http://www.khilafah1924.org  diakses 13 Maret 2016.
Swastha, Sapta. 2010. Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan Ekonomi. http://www.smantas.sch.id/artikel.php?artikel=45  diakses 13 Maret 2016.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar